Pandemi Covid-19 sepertinya belum akan usai jika kita tidak benar-benar mengikuti protokol kesehatan yang telah disusun oleh pemerintah. Kondisi pandemi ini memungkinkan kita terpapar banyak toksin setiap harinya, baik itu toksin dari makanan, polusi, lingkungan, ataupun pikiran negatif yang berujung pada stres. Toksin dapat bersifat radikal bebas. Disisi lain, antioksidan, bertugas untuk menetralisir dan membuang radikal bebas dari dalam tubuh. Efek penetral dari antioksidan membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif, yaitu kondisi dimana dalam tubuh terjadi ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan.
Olahraga juga dapat meningkatkan pembentukan radikal bebas, yang dapat menyebabkan stres oksidatif ringan pada sel otot. Namun, radikal bebas yang terbentuk selama berolahraga secara teratur ternyata dapat mengatur pertumbuhan jaringan tubuh, merangsang produksi antioksidan, dan melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif. Sehingga dapat disimpulkan, stres oksidatif ringan dengan berolahraga dapat melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit.¹ Namun, paparan stres oksidatif jangka panjang akibat dari paparan polusi, radiasi, dan makanan dapat merusak sel tubuh, sehingga menyebabkan penuaan dini dan berkembang menjadi berbagai kondisi penyakit, seperti diabetes, hipertensi, atherosclerosis, stroke, alzheimer’s, hingga parkinson.²
Membuat perubahan pada gaya hidup dan pola makan tertentu dapat membantu mengurangi stres oksidatif. Perubahan ini termasuk juga usaha untuk menjaga berat badan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan konsumsi makanan bergizi seimbang dan sehat. Apalagi untuk kamu yang merasa sering konsumsi makanan tidak sehat, malas berolahraga, dan sering stress. Kamu butuh untuk memperbanyak konsumsi makanan tinggi antioksidan untuk mengatasi stres oksidatif ini. Antioksidan termasuk vitamin A, vitamin C, dan vitamin E pada makanan, menyumbang sebagian besar sumber antioksidan yang penting bagi tubuh. Makanan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran menyediakan banyak antioksidan penting yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh.³
Selain mengonsumsi banyak buah dan sayuran, beberapa langkah yang dapat kami lakukan untuk membantu mengurangi stres oksidatif dalam tubuh meliputi:⁴
- Membatasi konsumsi makanan olahan, terutama makanan yang tinggi gula dan lemak
- Berolahraga secara teratur
- Berhenti merokok
- Mengurangi stres
- Menghindari atau mengurangi paparan polusi dan bahan kimia
¹ Piskounova, E., Agathocleous, M., Murphy, M. M., Hu, Z., Huddlestun, S. E., Zhao, Z., … & Morrison, S. J. (2015). Oxidative stress inhibits distant metastasis by human melanoma cells. Nature, 527(7577), 186.
² Medical News Today. (September 10, 2020). Risk factors for oxidative stress. Retrieved from https://www.medicalnewstoday.com/articles/324863#risk-factors
³ Marseglia, L., Manti, S., D’Angelo, G., Nicotera, A., Parisi, E., Di Rosa, G., … & Arrigo, T. (2015). Oxidative stress in obesity: a critical component in human diseases. International journal of molecular sciences, 16(1), 378-400.
⁴ Medical News Today. (September 10, 2020). Prevention oxidative stress. Retrieved from https://www.medicalnewstoday.com/articles/324863#prevention