Detox, dari asal kata detoksifikasi, adalah proses pembuangan zat-zat bersifat toksin dari dalam tubuh manusia. Ahli kesehatan mengklaim bahwa melakukan detox dapat mengistirahatkan organ tubuh khususnya organ pencernaan, meningkatkan pembuangan toksin, memperbaiki sirkulasi darah, hingga dapat memberikan tubuh nutrisi yang sehat.¹ Toksin dapat berasal dari makanan, obat-obatan, udara yang dihirup, bahkan dari sisa hasil metabolisme tubuh kita sendiri. Jika toksin ini terus-menerus menumpuk di dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama, maka dapat menimbulkan efek merugikan, salah satunya dapat menghambat penurunan berat badan.²
Penyebab akumulasi toksin dalam tubuh, diantaranya karena banyak konsumsi makanan olahan, tinggi lemak, dan tinggi gula. Minyak, garam, dan gula yang berlebihan dalam tubuh bertindak sebagai toksin dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan tubuh. Mengingat juga ukuran usus yang sangat panjang, penumpukan sisa makanan terlalu lama pada usus, menyebabkan peningkatan bakteri jahat dalam usus dan mengubah keseimbangan mikrobiota atau beragam bakteri pada sistem pencernaan. Ketika keseimbangan mikrobiota usus terganggu, tidak hanya menggambarkan perubahan komposisi mikrobiota. Namun secara langsung juga menyebabkan inflamasi atau peradangan pada usus, yang menyebabkan berbagai penyakit, seperti, obesitas, diabetes, hiperkolesterolemia, penyakit ginjal, hingga penyakit jantung dan pembuluh darah.³
Jika kamu ingin melakukan detox, maka sangat penting untuk meringankan beban yang telah kamu berikan pada tubuh, dengan memilih untuk konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran serta seminimal mungkin mengonsumsi makanan cepat saji dan makanan olahan. Serat salah satu makanan yang dapat melakukan fungsi detox. Konsumsi makanan yang sehat, seperti serat dari sayur dan buah, dapat membantu pengeluaran sisa makanan dengan cara menarik sisa tersebut yang masih tertahan. Sehingga tidak terjadi penumpukan zat-zat sisa dan meningkatkan jumlah bakteri baik di usus.⁴
Konsumsi serat juga dapat membentuk asam lemak rantai pendek akibat dari fermentasi oleh bakteri usus, yang mana asam lemak ini dapat meningkatkan kesehatan saluran pencernaan. Asam lemak rantai pendek adalah jenis lemak yang dapat mengurangi lemak perut dengan meningkatkan pembakaran lemak dan mengurangi penyimpanan lemak. Selanjutnya asam lemak ini diubah menjadi butirat yang dapat menghentikan pertumbuhan bakteri jahat dan mempertahankan pergerakan usus yang baik dengan memengaruhi metabolisme sel-sel usus. Serat di usus juga berperan menangkap gula, kolesterol, dan lemak yang berlebih untuk dapat dikeluarkan bersama dengan zat sisa makanan lainnya.⁵ Ketika mendetox perncernaan, aktivitas mikrobiota pada sistem pencernaan secara langsung juga memengaruhi mikrobiota pada kulit, seperti meningkatkan pertumbuhan mikrobiota yang bermanfaat bagi kulit. Sehingga menghasilkan perbaikan kulit yang rusak untuk lebih cepat pulih, dengan menurunkan produksi minyak dan bakteri penyebab jerawat.⁶
Jadi, memulai
nutrisi yang tepat sangat penting dalam mendukung upaya tubuh untuk
mengeluarkan toksin tersebut.Sehingga yang kamu butuhkan hanyalah pola
makan bergizi seimbang diperkaya dengan buah-buahan dan sayuran serta cukup
air.
¹ Healthline. (October 06, 2020). What Is a Detox?. Retrieved from https://www.healthline.com/nutrition/detox-diets-101#what-they-are
² Klein, A. V., & Kiat, H. (2015). Detox diets for toxin elimination and weight management: a critical review of the evidence. Journal of human nutrition and dietetics, 28(6), 675-686.
³ Zou, J., Chassaing, B., Singh, V., Pellizzon, M., Ricci, M., Fythe, M. D., … & Gewirtz, A. T. (2018). Fiber-mediated nourishment of gut microbiota protects against diet-induced obesity by restoring IL-22-mediated colonic health. Cell host & microbe, 23(1), 41-53.
⁴ Kieffer, D. A., Martin, R. J., & Adams, S. H. (2016). Impact of dietary fibers on nutrient management and detoxification organs: gut, liver, and kidneys. Advances in Nutrition, 7(6), 1111-1121.
⁵ Healtline. (October 06, 2020). How Eating Fiber Can Help You Lose Belly Fat. Retrieved from https://www.healthline.com/nutrition/fiber-and-belly-fat
⁶ Al-Ghazzewi, F. H., & Tester, R. F. (2014). Impact of prebiotics and probiotics on skin health. Beneficial microbes, 5(2), 99-107.