Beberapa orang yang memiliki berat badan berlebihan, pasti memiliki cita-cita untuk menurunkan berat badan dan mencapai berat badan yang ideal. Dengan mimpi dan harapan tersebut, sayangnya banyak yang memilih cara-cara yang tidak sehat dan justru berdampak buruk pada kesehatan fisik serta mental. Wajar bagi siapa pun yang sedang berjuang menurunkan berat badan ingin penurunan berat badan yang banyak dengan sangat cepat. Penurunan berat badan yang sehat, bukan hanya tentang besarnya angka penurunan berat badan dalam sehari. Tetapi, kita juga harus paham bahwa hal ini tentang perubahan gaya hidup berkelanjutan, yang mencakup kebiasaan makan/diet dan olahraga sehari-hari.
Memiliki berat badan yang berlebihan memang meningkatkan risiko berbagai penyakit degeneratif, tetapi melakukan hal instan untuk menurukan berat badan juga memiliki risiko kesehatan sendiri. Studi juga membuktikan hasil penurunan berat badan yang dilakukan secara bertahap, hasilnya akan bertahan lebih lama atau berat badan tidak cepat naik kembali. Sebaliknya, berat badan yang turun secara cepat justru menyebabkan peningkatan berat badan jauh lebih besar.¹ Menurunkan berat badan secara perlahan juga disertai dengan risiko kesehatan yang jauh lebih sedikit.
Diet yang memberikan penurunan berat badan secara cepat seringkali sangat rendah kalori dan minim nutrisi. Hal ini dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, terutama jika FibreSquads melakukan diet penurunan berat badan yang cepat selama berminggu-minggu.
Berikut adalah beberapa dampak dari penurunan berat badan terlalu cepat:
Pembentukan batu empedu
Penurunan berat badan lebih dari 1,4 kg per minggu memiliki risiko lebih besar untuk mengalami batu empedu.² Kantong empedu bertugas melepaskan cairan pencernaan untuk memecah makanan berlemak sehingga dapat dicerna oleh tubuh. Diet sangat rendah kalori bisa menyebabkan perubahan keseimbangan garam empedu dan kolesterol dalam kandung empedu, sehingga memicu terbentuknya batu empedu.³
Metabolisme tubuh semakin rendah
Penurunan berat badan secara cepat biasanya terjadi karena diet rendah kalori yang sangat ekstrem atau ketat. Saat FibreSquads melakukannya, tubuh mengenali sebagai tanda asupan makanan terbatas dan masuk ke mode “kelaparan”, metabolisme tubuh menjadi lebih lambat sebagai upaya untuk membatasi penggunaan energi. Akibatnya, tubuh juga menjadi lebih mudah menyimpan lemak dan menyebabkan peningkatan berat badan lebih banyak saat berhenti diet ketat.⁴
Kekurangan Zat Gizi
Mengasup kalori yang sangat rendah berarti membatasi jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi, sehingga berisiko kekurangan zat gizi seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Dampak lanjutan dari kekurangan gizi adalah kerontokan rambut, kelelahan ekstrem, imunitas tubuh menurun, tulang lemah dan rapuh.
BERAPA ANGKA PENURUNAN BERAT BADAN YANG SEHAT?
Menurut para ahli, penurunan berat badan yang sehat berkisar antara 0,45-0,9 kg per minggu. FibreSquad dapat mencapai penurunan berat badan tersebut dengan mengurangi asupan kalori harian sebanyak 500 kkal hingga 750 kkal dan memenuhi kebutuhan serat harian. Saat FibreSquads mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang diperlukan, tubuh akan menggunakan simpanan energi yang dikenal sebagai glikogen. Glikogen berikatan dengan air, jadi ketika tubuh membakar glikogen sebagai energi, tubuh juga kehilangan air.
Inilah sebabnya mengapa FibreSquads mungkin mengalami penurunan berat badan yang besar selama minggu pertama menjalani diet defisit kalori. Setelah tubuh menggunakan simpanan glikogennya, penurunan berat badan akan stabil pada 0,45-0,9 kg per minggu. Kombinasikan diet sehat dengan olahraga teratur untuk menurunkan berat badan tanpa mengalami efek kesehatan negatif dari penurunan berat badan yang terlalu cepat. Bahkan penurunan berat badan sebesar 5-10% dari total berat badan FibreSquads, sudah memberikan manfaat kesehatan, seperti penurunan tekanan darah, kolesterol darah, dan gula darah.⁵
¹ Mann, T., Tomiyama, A. J., Westling, E., Lew, A. M., Samuels, B., & Chatman, J. (2007). Medicare’s search for effective obesity treatments: diets are not the answer. American Psychologist, 62(3), 220.
² Veratamala, A. (2020). Hati-hati, Diet Menurunkan Berat Badan Bisa Sebabkan Batu Empedu. Retrieved from https://hellosehat.com/nutrisi/diet-penyebab-batu-empedu/ (Accessed on 3 Nov 2021)
³ National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2013). Dieting and Gallstones. Retrieved from https://www.niddk.nih.gov/health-information/health-topics/weight-control/dieting_gallstones/Pages/dieting-and-gallstones.aspx (Accessed on 3 Nov 2021)
⁴ Fothergill, E., Guo, J., Howard, L., Kerns, J. C., Knuth, N. D., Brychta, R., … & Hall, K. D. (2016). Persistent metabolic adaptation 6 years after “The Biggest Loser” competition. Obesity, 24(8), 1612-1619.
⁵ Blackburn, G. (1995). Effect of degree of weight loss on health benefits. Obesity research, 3(S2), 211s-216s.