Idul Adha, Ini Rekomendasi Suplemen untuk Stabilkan Kolesterol dan Berat Badan

Idul Adha, Ini Rekomendasi Suplemen untuk Stabilkan Kolesterol dan Berat Badan

FibreFirstHealth Articles

Hari raya Idul Adha ditandai dengan menyembelih hewan kurban, baik sapi, kambing, maupun domba, dan membagikan potongan daging kepada yang membutuhkan dan kerabat. Tradisi dan kebiasaan lain yang tidak pernah absen saat Idul Adha adalah berkumpul dengan keluarga dan menikmati aneka makanan olahan daging kurban, seperti gulai, sate, tongseng, dan lain-lain. Jika dilihat dari kandungan gizinya, berbagai olahan Idul Adha ini mengandung tinggi lemak, khususnya lemak jenuh, dan juga kolesterol, sehingga disarankan tidak dikonsumsi berlebihan. Misalnya saja dalam 100 gram daging sapi berlemak, mengandung komposisi lemak 22%, sedangkan komposisi lemak pada 100 gram dading sapi lemak sedang sebesar 14%. Semakin banyak makanan tinggi lemak yang dikonsumsi, akan meningkatkan asupan kalori total dan menyebabkan kenaikan berat badan. Rata-rata populasi mengalami kenaikan berat badan 0,4-1,0 kg per tahun, dan kenaikan berat badan lebih cepat terjadi saat hari perayaan.¹

Kolesterol adalah bahan untuk membentuk hormon steroid (estrogen, androgen, dll), asam empedu, dan komponen pada membran sel plasma. Serum kolesterol berasal dari makanan dan disintesis di hati. Kolesterol beredar di dalam tubuh dalam bentuk lipoprotein, yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu kolesterol LDL (low density lipoprotein) atau kolesterol jahat dan kolesterol HDL (high density lipoprotein) atau kolesterol baik.² Selain total kolesterol, LDL, dan HDL, trigliserida juga menjadi salah satu parameter untuk kolesterol. Saat tubuh mengonsumsi kalori berlebihan, gula dalam tubuh (glukosa) diubah menjadi trigliserida dan disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Jika kolesterol LDL terlalu tinggi, kolesterol LDL akan menempel pada dinding arteri karena tidak dapat diangkut oleh kolesterol HDL. Semakin tebal timbunan kolesterol LDL pada dinding arteri, dinding arteri menjadi kurang fleksibel dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Konsumsi makanan tinggi lemak dan kalori, seperti dalam hidangan Idul Adha, juga berisiko meningkatkan kadar kolesterol darah.

Namun, bukan berarti kita tidak dapat mencegah peningkatan kadar kolesterol dan berat badan saat Idul Adha. Ada beberapa tips yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi dan mencegah kedua hal tersebut, antara lain:

Pilih bagian daging dengan kandungan sedikit lemak

Ketika hari raya Idul Adha tiba, rasanya ada yang kurang jika tidak menyantap olahan dari daging hewan kurban. Kamu tetap dapat mengonsumsi olahan daging kurban, tetapi pilih bagian daging yang mengandung sedikit lemak atau kamu dapat membuang lemak yang ada di daging kurban. Hindari juga mengonsumsi bagian jeroan, karena mengandung tinggi lemak dan kolesterol.

Perhatikan porsi

Meskipun Idul Adha hanya terjadi satu tahun sekali, bukan berarti kamu boleh mengonsumsi semua menu khas Idul Adha secara berlebihan. Kamu tetap harus memperhatikan porsi atau jumlah daging yang dikonsumsi. Terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori atau tinggi lemak juga akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada pencernaan yang umum terjadi pada hari raya, seperti refluks dan dispepsia.³

Konsumsi buah dan sayuran yang cukup

Buah dan sayuran adalah sumber serat yang memiliki manfaat positif untuk kadar kolesterol. Konsumsi diet tinggi serat dapat menurunkan kolesterol hingga 10%.⁴ Konsumsi serat, khususnya serat larut air (seperti psyllium, pektin, beta glucan, dll), akan mengikat kolesterol yang ada di pencernaan dan mengeluarkannya bersama dengan feses. Konsumsi serat juga dapat membantu mengontrol berat badan, karena serat memberikan rasa kenyang dan akan difermentasi oleh bakteri pencernaan, membentuk asam lemak rantai pendek yang dapat meningkatkan pembakaran lemak serta mengurangi penyimpanan lemak.⁵

Meskipun konsumsi serat terbukti memiliki efek positif terhadap kolesterol dan berat badan, kenyataannya masih sedikit orang yang dapat memenuhi asupan serat hariannya. Jika melihat konsumsi buah dan sayuran masyarakat Indonesia, sebanyak 95,4% kurang konsumsi buah dan sayuran setiap harinya (< 5 porsi). Jika asupan serat tidak dapat dipenuhi dari makanan sehari-hari, dapat dibantu dengan mengonsumsi suplemen kaya serat, seperti FibreFirst.

FibreFirst adalah suplemen kaya serat premium dan nutrisi dari ekstrak buah dan sayuran untuk membantu memenuhi asupan serat harian dan menjaga kesehatan pencernaan. Konsumsi makanan yang tinggi kalori dan lemak dapat meningkatkan produksi racun dan menurunkan jumlah serta keragaman bakteri baik di pencernaan. Dengan konsumsi satu saset FibreFirst sebelum tidur, akan mendetoks atau membuang kotoran dan racun di pencernaan, sehingga nutrisi dapat terserap dengan optimal dan meningkatkan kesehatan pencernaan. Selain itu, serat dalam FibreFirst juga dapat meningkatkan jumlah dan keragaman bakteri baik, membantu menurunkan kolesterol, serta mengontrol berat badan.

Jadi, jangan sampai kolesterol dan berat badan naik tidak terkendali dan mengganggu momen Idul Adha yaa..



¹ Díaz-Zavala, Rolando G., et al. “Effect of the holiday season on weight gain: a narrative review.” Journal of obesity 2017 (2017).
² Osborn, Steve, and Wayne Morley, eds. Developing Food Products for Consumers with Specific Dietary Needs. Woodhead Publishing, 2016.
³ El-Serag, H. B., J. A. Satia, and L. Rabeneck. “Dietary intake and the risk of gastro-oesophageal reflux disease: a cross sectional study in volunteers.” Gut 54.1 (2005): 11-17.
⁴ Horn, L. V. “Fiber, lipids, and coronary heart disease.” Circulation 95 (1997): 2701-2705.
⁵ Canfora, Emanuel E., Johan W. Jocken, and Ellen E. Blaak. “Short-chain fatty acids in control of body weight and insulin sensitivity.” Nature Reviews Endocrinology 11.10 (2015): 577.