FibreFirst - Isolasi Diri untuk Mencegah Penyebaran COVID-19, mengapa penting?
Publish Date: 23 March 2020

Isolasi Diri untuk Mencegah Penyebaran COVID-19, mengapa penting?

Seseorang tidak akan tahu bahwa ia telah terinfeksi virus COVID-19 sampai merasa telah memenuhi kriteria pasien dalam pengawasan dan melakukan pemeriksaan labolatorium. Virus corona bisa menyebabkan berbagai penyakit saluran pernapasan mulai dari ringan hingga berat. Beberapa gejala yang muncul yaitu demam (≥38°C) atau riwayat demam, disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti batuk/ sesak nafas/ sakit tenggorokan/ pilek /pneumonia ringan hingga berat.¹ Namun, ada kemungkinan seseorang dengan COVID-19 tidak menunjukan gejala awal seperti yang disebutkan atau adanya keterlambatan antara awal infeksi hingga muncul gejala. Rata-rata sebesar 34,6% orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala awal saat skrining awal. Perkiraan waktu keterlambatan munculnya gejala seperti demam dan batuk antara 5 – 10 hari.², ³

Pemerintah telah mengeluarkan surat edaran Nomer HK.02.01/Menkes/202/2020 tentang protokol isolasi diri sendiri dalam penanganan Corona Virus Disease (COVID-19). Isolasi diri diperlukan untuk melindungi orang lain dan memperlambat penyebaran COVID-19. Sangat penting bahwa siapapun yang positif terinfeksi virus atau mungkin telah terpapar virus, membatasi jumlah orang yang akan ditemui selama 14 hari kedepan. Mengisolasi diri sendiri mungkin tampak rumit pada awalnya, tetapi di beberapa negara, ratusan orang telah berhasil melakukannya. Ini adalah cara paling efektif untuk mencegah penyebaran virus corona.

Siapa saja kelompok yang lebih rentan terinfeksi?

Virus dapat menyerang satu kelompok lebih parah dari yang lain. Data awal menunjukan bahwa pria lebih rentan, karena pria menyumbang lebih dari setengah kasus. Pria yang terinfeksi, meninggal dua kali lebih sering daripada wanita yang terinfeksi. Hal tersebut terjadi karena pria cenderung menjadi perokok dibandingkan wanita. Orang dengan masalah jantung, diabetes, dan masalah dengan paru-paru juga berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi, menurut Jeanne Marrazzo, Direktur dari divisi penyakit infeksius Universitas Albama. Jeanne juga mengatakan bahwa COVID-19 cenderung memiliki efek lebih buruk pada orang yang sudah memiliki sistem imun yang lemah.⁴ Usia diatas 80 tahun memiliki angka kematian lebih tinggi (14.8%) jika terinfeksi oleh virus.⁵

Wanita hamil tampaknya tidak terlalu berterpengaruh oleh infeksi ini. Penelitian yang dipublikasikan oleh The Lancet menemukan bahwa, sembilan wanita yang terinfeksi COVID-19 tidak menularkan virus ke bayi mereka. Peneliti belum mengetahui mengapa anak-anak tampaknya terlindungi dari virus ini. Meskipun seperti yang diketahui oleh orang tua, anak-anak biasanya rentan terhadap penyakit. Bisa jadi tubuh anak-anak lebih mampu menangani dampak virus, menurut Micheal Mina, asisten professor epidemiologi Harvard T.H. Chan School of Public Health, atau mungkin anak-anak memiliki kekebalan dari infeksi virus sebelumnya, atau virus tidak dapat bereplikasi atau memperbanyak diri di dalam tubuh anak-anak karena suatu alasan.⁶

Belajar dari negara yang lebih awal terinfeksi seperti Cina, korea selatan, dan Amerika Serikat, telah menggunakan aplikasi smartphone untuk melacak orang dengan positif COVID-19. Sehingga dapat mengurangi penyebaran terhadap populasi yang rentan. Di Korea Selatan, pihak berwenang mengirimkan teks-teks yang merinci pergerakan orang-orang tertentu yang terinfeksi COVID-19. Pemerintah Korea Selatan juga menggunakan aplikasi smartphone untuk memastikan orang-orang tetap di rumah ketika mereka telah diperintahkan untuk self-isolation. Sementara di China, aplikasi WeChat dan AliPay digunakan untuk menetapkan “color codes” kepada orang-orang untuk menentukan apakah mereka harus self-isolation atau dapat bergerak bebas.

Sedangkan di Amerika Serikat, Artificial Intelligence dari Mobile Phone digunakan untuk melacak dan melaporkan persebaran virus. Kemudian departemen kesehatan negara bagian dan local di Amerika Serikat akan memberikan pembaruan tentang kapan dan di mana virus telah menyebar. Sehingga orang-orang yang tinggal di daerah yang terpapar dan mulai mengalami demam tinggi, lemah, lesu, atau sesak napas, atau memiliki gejala yang lebih ringan, maka harus mencari atau menelpon untuk mendapatkan penanganan medis di rumah sakit terdekat.⁷

Untuk menghindari peningkatan risiko, paparan dan kemungkinan penyebaran COVID-19, yang perlu diperhatikan saat sedang melakukan isolasi diri diantaranya:

  • Menggunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lainnya. jika memungkinkan agar menjaga jarak setidaknya 1 meter dari anggota keluarga lain,
  • Mengunakan selalu masker selama masa isolasi diri,
  • Berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi, 
  • Menjaga kebersihan rumah dengan cairan desinfektan,
  • Menghidari pemakaian bersama peralatan makan (piring, sendok, garpu, gelas) dan perlengkapan mandi (handuk, sikat gigi, gayung) dan seprai,
  • Menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat melalui makan dengan gizi seimbang,
  • Konsumsi serat untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan agar imun tubuh meningkat,
  • Rajin berolahraga dan istirahat cukup,
  • Mencuci tangan dengan sabun,
  • Minum air putih 8 gelas per hari,
  • Makan makanan yang telah dimasak sempurna,
  • Apabila demam dan sesak napas silakan ke fasilitas pelayanan kesehatan.⁸,




¹ Center for Disease Control and Prevention. (2020, 19 March). Symptoms and Testing. Retrieved from https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/symptoms-testing/symptoms.html
² Mizumoto, K., Kagaya, K., Zarebski, A., & Chowell, G. (2020). Estimating the asymptomatic ratio of 2019 novel coronavirus onboard the princess cruises ship, 2020. medRxiv.
³ Gostic, K., Gomez, A. C., Mummah, R. O., Kucharski, A. J., & Lloyd-Smith, J. O. (2020). Estimated effectiveness of symptom and risk screening to prevent the spread of COVID-19. Elife, 9.
⁴ Centers for Disease Control and Prevention. (2020, 5 February) Interim Guidance for Preventing the Spread of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) in Homes and Residential Communities. Retrieved from https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/guidance-prevent-spread.html
⁵ Webmd. (2020, 5 February). Coronavirus’ Top Targets: Men, Seniors, Smokers. Retrieved from https://www.webmd.com/lung/news/20200226/coronavirus-top-targets-men-seniors-smokers
⁶ Chen, H., Guo, J., Wang, C., Luo, F., Yu, X., Zhang, W., .. . & Liao, J. (2020). Clinical characteristics and intrauterine vertical transmission potential of COVID-19 infection in nine pregnant women: a retrospective review of medical records. The Lancet.
⁷ Rao, A. S. S., & Vazquez, J. A. (2020). Identification of COVID-19 Can be Quicker through Artificial Intelligence framework using a Mobile Phone-Based Survey in the Populations when Cities/Towns Are Under Quarantine. Infection Control & Hospital Epidemiology, 1-18.
⁸ Healthline. (2020, 19 March). If You’re Worried About the New Coronavirus, Here’s How to Protect Yourself. Retrieved from https://www.healthline.com/health-news/afraid-of-the-coronavirus-what-you-can-do-to-protect-yourself
⁹ Infeksi Emerging. (2020, 19 March). Pemerintah Terbitkan Protokol Isolasi Diri dan Komunikasi Penanganan COVID-19. Retrieved from https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-corona-virus/pemerintah-terbitkan-protokol-isolasi-diri-dan-komunikasi-penanganan-covid-19/#.XnMfmXIzbIV