Jaga Berat Badan Tetap Stabil Setelah Lebaran
Publish Date: 19 May 2020

Jaga Berat Badan Tetap Stabil Setelah Lebaran

Puasa Ramadhan adalah momen yang terjadi setiap tahun selama satu bulan dan membutuhkan kegiatan khusus yang harus dilakukan, seperti konsumsi makanan di malam hari, perubahan frekuensi makan, perubahan kualitas makanan, perubahan asupan energi, dan perubahan siklus tidur. Tidak jarang juga banyak orang yang terobsesi untuk membakar lemak tubuh untuk menurunkan berat badan selama berpuasa. Namun setelah selesainya bulan Ramadhan apakah berat badan tersebut tetap terpelihara?

Selama Ramadhan, perubahan waktu konsumsi makanan dan cairan, bersamaan dengan pengurangan frekuensi makan dapat menyebabkan berbagai perubahan fisiologis. Dipercayai bahwa puasa Ramadhan sering mengakibatkan berkurangnya asupan energi, akibatnya terjadi penurunan berat badan. Secara keseluruhan, berat badan yang menurun selama Ramadhan, menunjukkan bahwa orang yang berpuasa tidak bertambah berat badannya sebagai akibat dari melewatkan makan siang hari selama Ramadhan. Namun, berat badan yang hilang tersebut dapat kembali lagi setalah enam minggu, dihitung dari awal bulan Ramadhan apabila tidak dilanjutkan dengan pola makan yang baik.¹

Sebab seseorang ingin membakar lemak karena berbagai alasan. Alasan nomor satu mungkin untuk menurunkan berat badan dan alasan lainnya bisa untuk meningkatkan kesehatan. Penambahan berat badan setelah berakhirnya bulan puasa biasanya akan menambah lemak tubuh dan untuk menghilangankan lemak tubuh membutuhkan pembakaran lemak.² Untuk menurunkan berat badan FibreSquads harus berada dalam keseimbangan energi negatif. Dengan kata lain, perlu membakar lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi. Jika membakar lebih banyak lemak dari hari-hari biasa, tetapi makan lebih banyak kalori daripada total kalori yang telah dibakar, berat badan FibreSquads tidak akan menurun. Pembakaran lemak juga berkaitan dengan peningkatan kesehatan secara umum. Sebagian besar didasarkan pada pengamatan bahwa apabila tubuh menjadi sangat sulit dalam membakar lemak, biasanya karena tidak bergerak secara aktif dan pola makan yang buruk, orang tersebut juga akan mengalami berbagai masalah metabolisme dan kesehatan lainnya.

Selain membakar lemak, ternyata ketika seseorang menjalankan puasa sesungguhnya tubuh melakukan proses detoksifikasi atau pembuangan zat-zat racun yang tidak diperlukan tubuh.³ Hal ini dapat terjadi karena dengan berpuasa memberi waktu istirahat untuk sistem pencernaan. Sehingga membantu untuk membersihkan racun dari tubuh, meningkatkan kesehatan usus, dan mengatur fungsi organ tubuh lainnya termasuk hati dan ginjal.⁴

Setelah kondisi tubuh tidak lagi berpuasa, FiberSquads tetap dapat melakukan proses detoksifikasi dengan konsumsi makanan bergizi seimbang untuk membantu dalam memelihara kesehatan sistem pencernaan. Salah satu yang sering terlupakan agar makanan yang dikonsumsi dapat menjadi kategori gizi seimbang adalah serat dalam buah dan sayur. Serat memiliki kandungan kalori yang lebih sedikit dibandingkan dengan sumber makanan lain. Sehingga apabila banyak mengonsumsi serat, maka lebih sedikit pula kalori yang dikonsumsi dan bantu jaga berat badan tetap stabil. Konsumsi serat juga terbukti bermanfaat menjaga kesehatan sistem pencernaan yang selanjutnya dapat meningkatkan imun tubuh.⁵

Jika konsumsi serat tidak dapat terpenuhi dari makanan sehari-hari, FibreSquads dapat mengonsumsi suplemen serat. FibreFirstadalah suplemen kaya serat dan nutrisi dengan serat premium serta ekstrak buah dan sayuran yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Konsumsi satu sachet FibreFirst sebelum tidur di malam hari, untuk membantu detoksifikasi sistem pencernaan, sehingga nutrisi dari makanan dapat diserap dengan baik. Saat nutrisi tubuh terpenuhi dan sistem pencernaan sehat, sistem imun tubuh akan lebih kuat dan mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.



¹ Fernando, H. A., Zibellini, J., Harris, R. A., Seimon, R. V., & Sainsbury, A. (2019). Effect of Ramadan fasting on weight and body composition in healthy non-athlete adults: a systematic review and meta-analysis. Nutrients, 11(2), 478.
² Venables MC1, Achten J, Jeukendrup AE. Determinants of fat oxidation during exercise in healthy men and women: a cross-sectional study. J Appl Physiol 2005 Jan;98(1):160-7.
³ Direktorat P2PTM. (May 12, 2020) Apa Saja Manfaat Puasa?. Retrieved from http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/23/apa-saja-manfaat-puasa
⁴ Elghblawi, E. (2015). Fasting and Its Myths: Fasting Is a Powerful Healing: Take the Opportunity and Make a Fitness Plan Happen. Middle East Journal of Business, 55(2473), 1-5.
⁵ Makki, K., Deehan, E. C., Walter, J., & Bäckhed, F. (2018). The impact of dietary fiber on gut microbiota in host health and disease. Cell host & microbe, 23(6), 705-715.