Angka timbangan berat badan yang terus naik, tentu dapat menjadi hal yang mengkhawatirkan untuk beberapa orang. Tetapi selain berat lain, ada faktor lain yang harus menjadi perhatian, yaitu kadar lemak dalam tubuh. FibreSquads pasti sudah tahu, kalau tubuh kita terdiri dari sel-sel yang membutuhkan energi agar dapat bekerja atau berfungsi dengan baik. Makanan yang dikonsumsi akan menyediakan energi yang dibutuhkan ini. Tetapi saat kita mengasup energi lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh, maka kelebihan tersebut akan disimpan dalam tubuh dalam bentuk simpanan lemak dalam tubuh. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka akan menyebabkan peningkatan berat badan dan peningkatan kadar lemak tubuh juga.
Biasanya sebagian besar lemak (90%) disimpan di bawah kulit atau dikenal dengan lemak subkutan.¹ Lemak ini dapat dirasakan dengan mencubit area kulit. Selain itu, ada juga simpanan lemak dalam bentuk lain, yaitu lemak perut atau lemak visceral. Lemak visceral adalah lemak yang melapisi organ tubuh, khususnya yang ada di rongga perut. Meskipun beberapa dari FibreSquads memiliki perut yang rata, bukan berarti tidak memiliki lemak visceral ya. Setiap orang pasti memiliki lemak visceral, baik itu orang yang kurus maupun yang gemuk. Jumlah atau banyaknya saja yang berbeda. Bahkan pada beberapa kondisi juga ditemukan orang dengan badan yang kurus tetapi memiliki jumlah lemak visceral cukup tinggi. Berdasarkan literatur, besarnya lemak visceral sekitar 10% dari total lemak tubuh.² Untuk mengetahui berapa banyak kadar lemak dan lemak visceral di dalam tubuh, kamu dapat menggunakan alat untuk mengecek komposisi tubuh atau body composition scale.
Kadar lemak tubuh yang berlebihan tentu akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Tetapi dibandingkan dengan lemak subkutan, peningkatan kadar lemak visceral lebih berisiko menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius, mulai dari penyakit jantung, diabetes tipe 2, kadar kolesterol tinggi, hipertensi, stroke, dan Alzheimer. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Ternyata lemak visceral menghasilkan lebih banyak protein yang disebut sitokin, yang dapat memicu peradangan tingkat rendah, faktor risiko penyakit jantung, dan kondisi kronis lainnya.³ Lemak visceral juga menghasilkan prekursor angiotensin, protein yang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan tekanan darah meningkat.
Selain melakukan pemeriksaan dengan alat ukur komposisi tubuh, melakukan CT scan atau MRI, FibreSquads dapat melakukan metode yang lebih sederhana untuk melihat risiko kesehatan yang mungkin timbul dari kadar lemak visceral yang dimiliki, yaitu menggunakan rasio pinggang-pinggul (WHR). Cara pengukurannya sebagai berikut:
- Saat posisi perut rileks, ukur lingkar pinggang dengan menempatkan pita pengukur tepat di pusar.
- Selanjutnya, ukur pinggul pada titik terlebarnya, biasanya terasa ada tonjolan tulang.
- Terakhir, bagi ukuran pinggang dengan ukuran pinggul, sehingga menghasilkan nilai rasio.
Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) nilai rujukan untuk ratio pinggang-pinggul yaitu ≤ 0.85 untuk wanita dan ≤ 0.90 untuk pria.⁴ Nilai WHR > 1 akan meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti yang sudah disebutkan di atas. Coba FibreSquads mulai menghitung berapa WHR yang dimiliki, apalagi jika perut semakin besar dan buncit.
Lalu apa yang harus dilakukan untuk mengurangi kadar lemak visceral dalam tubuh? Tidak berbeda dengan penanganan obesitas, cara mengurangi lemak visceral meliputi pengaturan makan menjadi lebih sehat dan seimbang, meningkatkan aktivitas fisik, dan manajemen stres. Studi menunjukan pola makan tinggi serat, rendah tepung olahan, rendah daging olahan, rendah margarin, dan rendah minuman ringan yang tinggi gula, dapat membantu mengurangi lemak di area perut.⁵ Jadi, yuk ubah kebiasan menjadi lebih sehat, agar tubuh tetap sehat dan dapat menikmati waktu dengan baik.
¹ Harvard Health Publishing. 12 April 2021. “Taking aim at belly fat”. Retrieved from https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/taking-aim-at-belly-fat (Accessed on 27 July 2021)
² Foster, M. T., & Pagliassotti, M. J. (2012). Metabolic alterations following visceral fat removal and expansion: Beyond anatomic location. Adipocyte, 1(4), 192-199.
³ Zhang, J. M., & An, J. (2007). Cytokines, inflammation and pain. International anesthesiology clinics, 45(2), 27.
⁴ World Health Organization. (2011). Waist circumference and waist-hip ratio: report of a WHO expert consultation, Geneva, 8-11 December 2008.
⁵ Romaguera, D., Ängquist, L., Du, H., Jakobsen, M. U., Forouhi, N. G., Halkjær, J., … & Sørensen, T. I. (2011). Food composition of the diet in relation to changes in waist circumference adjusted for body mass index. PloS one, 6(8), e23384.