Apakah FibreSquads pernah mendengar seputar mikrobiota pencernaan? Mikrobiota pencernaan terdiri dari triliunan bakteri, jamur, dan mikroba lain yang hidup di dalam pencernaan, terutama usus. Kondisi mikrobiota ini sangat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan, terutama ketika ada ketidakseimbangan keragaman mikrobiota yang terjadi. Keseimbangan mikrobiota dapat dipengaruhi oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat, seperti tinggi gula, tinggi lemak, dan rendah serat. Ketika keseimbangan mikrobioma usus terganggu, baik karena pola makan yang buruk atau konsumsi antibiotik, dapat memengaruhi kesehatan pencernaan, imunitas tubuh, saraf pusat, serta berbagai fungsi dan metabolisme tubuh.
Hal tersebut dibuktikan melalui sebuah penelitian yang menyebutkan beberapa dampak ketidakseimbangan mikrobiota, yaitu tubuh menjadi lebih lemah dan meningkatkan risiko terjadinya peradangan di dalam tubuh.¹ Selain itu, jumlah mikrobiota yang tidak terjaga juga berkaitan dengan risiko penyakit kronis dan penyakit degeneratif, seperti diabetes tipe 2.
Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa mikrobiota pencernaan memiliki peran dalam mengatur massa dan fungsi otot. Pada mamalia, otot tubuh, terutama otot rangka memiliki penting dalam pergerakan tubuh. Studi baru yang dilakukan pada hewan uji tikus menunjukkan bahwa mikrobiota pencernaan yang tidak sehat atau terganggu juga akan mengganggu pertumbuhan otot.² Hewan uji diberikan antibiotik untuk mengganggu keseimbangan mikrobiota pencernaan dan ada yang tidak diberikan antibiotik, kemudian melakukan olahraga lari selama 9 minggu. Hasilnya, pada hewan uji yang diberi antibiotik memiliki pertumbuhan otot yang lebih lambat. Yang ditandai dengan lebih rendahnya hipertrofi otot atau peningkatan ukuran sel-sel otot pada kelompok yang terganggu jumlah dan keragaman mikrobiotanya, dibandingkan kelompok dengan mikrobiota pencernaan yang sehat.
Mekanisme antara mikrobiota pencernaan dengan massa otot, salah satunya melalui hasil fermentasi serat oleh bakteri baik (probiotik) di pencernaan yang akan menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA). Studi lain yang menunjukan hubungan positif antara mikrobiota pencernaan dengan kekuatan otot yaitu pemberian suplementasi Lactobacillus plantarum PS128 dapat meningkatkan performa lari endurance pada atlet triathlon.³ Hasil ini berkaitan dengan perubahan komposisi mikrobiota dan kadar asam lemak rantai pendek (SCFA) seperti asetat, propionat, dan butirat yang lebih tinggi.
Keseimbangan dan keragaman mikrobiota pencernaan ternyata banyak memegang peran penting di dalam tubuh. Karena itu, sangat penting untuk selalu menjaga keseimbangan mikrobiota. Beberapa langkah dapat FibreSquads lakukan untuk menjaga kesehatan mikrobiota dan kesehatan pencernaan, seperti dengan mengonsumsi makanan yang baik untuk pertumbuhan mikrobiota. Makanan dengan kandungan probiotik atau prebiotik, dapat membantu meningkatkan jumlah dan keragaman bakteri baik pada pencernaan. Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan kaya nutrisi, tinggi serat, dan rendah lemak.
Jika FibreSquads merasa kesulitan untuk mengonsumsi makanan tinggi serat dan memenuhi asupan serat harian, FibreSquads dapat mengonsumsi suplemen serat seperti FibreFirst. Dengan komposisi SERAT PREMIUM dan NUTRISI dari ekstrak buah serta sayuran, FibreFirst akan membantu memenuhi asupan serat dan menjaga kesehatan pencernaan. Jadi jangan lupa, konsumsi satu saset FibreFirst sebelum tidur untuk membantu detox harian agar pencernaan sehat!
¹ Deng, F., Li, Y., & Zhao, J. (2019). The gut microbiome of healthy long-living people. Aging (Albany NY), 11(2), 289.
² Valentino, T. R., Vechetti Jr, I. J., Mobley, C. B., Dungan, C. M., Golden, L., Goh, J., & McCarthy, J. J. Dysbiosis of the gut microbiome impairs mouse skeletal muscle adaptation to exercise. The Journal of Physiology.
³ Huang, W. C., Pan, C. H., Wei, C. C., & Huang, H. Y. (2020). Lactobacillus plantarum PS128 improves physiological adaptation and performance in triathletes through gut microbiota modulation. Nutrients, 12(8), 2315.