FibreFirst - Tips Sehat dan Bahagia Selama Isolasi Diri

Tips Sehat dan Bahagia Selama Isolasi Diri

FibreFirstHealth Articles

Penyebaran Corona Virus Disease – 2019 (COVID-19) di seluruh dunia dan khususnya di Indonesia menimbulkan banyak kekhawatiran. Sekolah ditutup, acara dibatalkan, dan dengan kemudahan mengakses informasi di berbagai media tidak jarang menimbulkan rasa cemas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat karena cepatnya penyebaran virus ini. Walaupun bukan pandemi pertama yang dihadapi dunia, kenyataannya tetap berdampak pada kehidupan sehari-hari yang terganggu selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Otak memberi respon terhadap perubahan lingkungan dari cemas yang dirasakan oleh tubuh kita. Selama wabah seperti ini, seringkali dibanjiri dengan pesan-pesan menakutkan tentang risiko bagi diri sendiri, orang-orang yang kita sayangi, dan terhadap rutinitas harian kita. Hal ini dapat mendorong kecemasan berlebih, sehingga sulit untuk fokus pada apa pun.

Normal untuk merasa cemas dan khawatir akan COVID-19 dan keharusan isolasi diri.  Kunci dari hal ini adalah mencoba untuk tetap tenang. Saat ini, penting untuk membangun strategi dalam mengelola kecemasan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan saat melakukan isolasi diri antara lain:

Konsumsi makanan yang sehat

Saat berada di rumah, bisa jadi tergoda untuk hanya duduk di sofa tanpa bergerak, makan makanan dengan gizi tidak seimbang, dan mengemil sepanjang hari sebagai cara untuk menghibur diri sendiri. Saat ini bukan waktunya untuk mengabaikan diet sehat. Dengan menjaga pola makan yang sehat, dapat membantu menjaga sistem imun tubuh agar dapat bekerja dengan baik.¹ ²

Sistem kekebalan tubuh memiliki tugas khusus dalam membentuk sel darah putih. Sel ini menghasilkan protein khusus yang disebut antibodi, bertugas mencari dan menghancurkan virus dan bakteri yang menyerang. Karena antibodi adalah protein, dibutuhkan protein yang cukup dalam makanan. Selain protein, buah dan sayuran adalah kunci dari sistem kekebalan tubuh. Buah dan sayur mengandung serat, vitamin dan mineral yang membantu tubuh untuk memproduksi antibodi.

Selain itu, perlu diperhatikan cara pengolahan makanan yang dikonsumsi. Batasi makanan tinggi gula dan makanan tinggi lemak.³ Terlalu banyak konsumsi makanan yang mengandung gula dan lemak, dapat menyebabkan inflamasi atau peradangan. Dimana inflamasi adalah respon sistem imun tubuh terhadap infeksi.⁴ ⁵

Menjaga Sistem Pencernaan

Menjaga kesehatan sistem pencernaan juga penting dalam mendukung fungsi imun tubuh. Saluran pencernaan adalah rumah bagi triliunan bakteri yang memiliki banyak fungsi dalam meningkatkan kesehatan. Ketika sistem pencernaan dipenuhi dengan bakteri baik, sistem pencernaan akan menjadi lebih sehat.

Konsumsi serat terbukti bermanfaat menjaga kesehatan sistem pencernaan yang selanjutnya dapat meningkatkan imun tubuh.⁶ Dengan konsumsi serat juga memiliki fungsi perlindungan terhadap fungsi paru-paru, menurunkan peradangan paru-paru dan melindungi dari infeksi virus serta bakteri.⁷

Batasi membaca berita

Tahu tentang informasi terbaru memang dapat membawa manfaat, tetapi terlalu banyak informasi tidak akan membantu. Batasi mencari berita, cari berita yang benar-benar menyediakan informasi baru, dan pertahankan sumber berita yang dapat dipercaya. Hindari menyebarkan berita yang belum jelas sumbernya, karena justru menimbulkan kepanikan.

Jangan sepenuhnya mengisolasi diri dari orang lain

Ketakutan akan penularan dapat menyebabkan beberapa orang menarik diri secara sosial. Mempertahankan hubungan dan dukungan sosial adalah cara yang baik untuk mengatasi kecemasan. Bahkan jika sedang pada kondisi isolasi diri, tetap pertahankan interaksi sosial menggunakan panggilan video, panggilan telepon, atau pesan teks.

Aktif secara fisik

Duduk di depan layar sepanjang hari, untuk bekerja atau bersenang-senang, bukanlah cara terbaik untuk menghabiskan waktu. Terutama karena cahaya biru dari perangkat, seperti smartphone, dapat dan menyebabkan sulit tidur bahkan kerusakan mata. Jika tidak dapat pergi ke gym, dapat melakukan aktivitas fisik atau olahraga ringan di rumah. Minimal melakukan gerakan ringan seperti push-up, sit-up, dan squat selama 10-15 menit.



¹ World Health Organization. (23, March 2020). Mental Health and Psychosocial Considerations During COVID-19 Outbreak. Retrieved from https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/mental-health-considerations.pdf?sfvrsn=6d3578af_8
² Webmd. (23, March 2020). Preparing for Coronavirus: Dos and Don’ts. Retrieved from https://www.webmd.com/lung/news/20200228/preparing-for-coronavirus-dos-and-donts
³ Tucker, Katherine L. “Dietary patterns, approaches, and multicultural perspective.” Applied physiology, nutrition, and metabolism 35.2 (2010): 211-218
⁴ Aeberli, I., Gerber, P. A., Hochuli, M., Kohler, S., Haile, S. R., Gouni-Berthold, I., … & Berneis, K. (2011). Low to moderate sugar-sweetened beverage consumption impairs glucose and lipid metabolism and promotes inflammation in healthy young men: a randomized controlled trial. The American journal of clinical nutrition, 94(2), 479-485.
⁵ Shen, W., Gaskins, H. R., & McIntosh, M. K. (2014). Influence of dietary fat on intestinal microbes, inflammation, barrier function and metabolic outcomes. The Journal of nutritional biochemistry, 25(3), 270-280.
⁶ Makki, K., Deehan, E. C., Walter, J., & Bäckhed, F. (2018). The impact of dietary fiber on gut microbiota in host health and disease. Cell host & microbe, 23(6), 705-715.
⁷ Hanson, Corrine, et al. “The relationship between dietary fiber intake and lung function in the National Health and Nutrition Examination Surveys.” Annals of the American Thoracic Society 13.5 (2016): 643-650.