Kapan Kita Perlu Mengonsumsi Suplemen - Kenali Kekurangan Nutrisi yang Sering Terjadi

Kapan Kita Perlu Mengonsumsi Suplemen? Kenali Kekurangan Nutrisi yang Sering Terjadi

FibreFirstHealth Articles Leave a Comment

Kesehatan adalah hal yang tidak ternilai harganya, karena itu pasti kita akan melakukan berbagai cara agar tubuh tetap sehat. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan mengonsumsi suplemen. Suplemen adalah produk kesehatan yang mengandung satu atau lebih zat gizi seperti vitamin, mineral, asam amino, asam lemak, dan serat. Sedangkan pengertian suplemen menurut KBBI adalah sesuatu yang ditambahkan untuk melengkapi. Seseorang yang mengonsumsi suplemen biasanya ingin memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang cukup dan menjaga atau meningkatkan kesehatan. Survei pada tahun 2020 menyatakan sebanyak 20% masyarakat Indonesia mengonsumsi suplemen atau multivitamin setiap hari dan 20% lainnya mengonsumsi 1-3 kali seminggu.¹

Data tersebut menunjukkan bahwa 40% masyarakat Indonesia bergantung pada suplemen untuk melengkapi nutrisi yang dibutuhkan. Lalu apakah FibreSquad memang perlu mengonsumsi suplemen? Jenis suplemen mana yang baik untuk dikonsumsi? Suplemen atau multivitamin bukan obat dewa yang dapat dengan mudahnya memenuhi semua kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Jika FibreSquad memiliki pola makan sehat, yaitu rendah lemak, garam, maupun gula, tinggi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, dan semua makanan yang dikonsumsi tersebut sudah memenuhi nutrisi yang dibutuhkan, kamu tidak perlu mengonsumsi suplemen. Namun jika pola makan kamu tidak memenuhi kaidah gizi seimbang, mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan kekurangan zat nutrisi, atau ada kondisi fisiologis atau penyakit khusus, justru membutuhkan suplementasi untuk menunjang gizinya.

Saat tubuh kekurangan nutrisi/zat gizi tertentu, beberapa gejala mungkin timbul dan FibreSquad alami. Berikut beberapa kekurangan nutrisi yang sering terjadi atau dialami:

Serat

FibreSquad sering kesulitan saat buang air besar hingga perut terasa kembung dan penuh? Hal yang FibreSquad rasakan tadi adalah gejala dari konstipasi sebagai dampak dari kekurangan serat. Selain itu, kurang konsumsi serat juga dapat berdampak pada fluktuasi dan peningkatan gula darah, peningkatan berat badan, hingga berbagai risiko penyakit kronis. Jangan lupa, serat juga penting untuk menjaga kesehatan pencernaan kamu.

Zat Besi

Zat gizi ini merupakan komponen yang cukup besar dalam sel darah merah, zat besi akan mengikat hemoglobin dan mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh. Prevalensi anemia di Indonesia masih cukup tinggi, terutama pada kelompok usia remaja. Berdasarkan data RISKESDAS 2018, ada 3 dari 10 remaja mengalami anemia.² Hal tersebut terjadi akibat dari asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik. Beberapa gejala yang dialami antara lain kelelahan, lemas dan lesu, kekebalan tubuh lemah, dan gangguan fungsi otak.

Iodin atau Yodium

Yodium adalah mineral penting untuk fungsi tiroid dan produksi hormon tiroid yang terlibat dalam berbagai fungsi tubuh, seperti pertumbuhan, perkembangan otak, dan pemeliharaan tulang.³ Hormon tiroid juga mengatur tingkat metabolisme kamu lho FibreSquad. Gejala yang paling umum dari kekurangan yodium adalah pembesaran kelenjar tiroid, yang dikenal sebagai gondok. Gejala lain yang mungkin dialami antara lain peningkatan detak jantung dan sesak napas. Di Indonesia, salah satu cara untuk menanggulangi masalah defisiensi yodium yaitu dengan fortifikasi atau penambahan zat gizi yodium pada garam meja yang dikonsumsi.

Vitamin D

Gejala kekurangan vitamin D kadang tidak jelas, karena gejala yang dirasakan tidak kentara dan dapat berkembang selama bertahun-tahun.⁴ Beberapa gejala dari kekurangan vitamin D antara lain kelelahan, nyeri tulang, perubahan suasana hati, dan nyeri otot. Beruntung untuk FibreSquad yang tinggal di Indonesia, dimana kita dapat menikmati limpahan sinar matahari sepanjang tahunnya. Berjemur di bawah sinar matahari, dapat membantu terbentuknya vitamin D di dalam tubuh.

Jika kamu masih ragu untuk memilih suplemen, kamu dapat berkonsultasi terlebih dulu ke tenaga Kesehatan. Jangan lupa, pastikan kamu memilih suplemen yang berkualitas, minim bahan-bahan tambahan/kimia, dan memberikan banyak manfaat kesehatan untuk tubuh kamu, FibreSquad.


¹ Snapcart. (August 31, 2020). How Often Does Indonesians Take Their Vitamins?. Retrieved from https://snapcart.global/vitamin-supplement-consumption/ (Accessed on 14 March 2022)
² Kementerian, K. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI.
³ Kapil, U. (2007). Health consequences of iodine deficiency. Sultan Qaboos University Medical Journal, 7(3), 267.
⁴ Holick, M. F., & Chen, T. C. (2008). Vitamin D deficiency: a worldwide problem with health consequences. The American journal of clinical nutrition, 87(4), 1080S-1086S.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *