Berkaca dari Kejadian Viral Obesitas Ekstrem, Kenali Risiko dan Bahaya Obesitas
Publish Date: 26 June 2023

Berkaca dari Kejadian Viral Obesitas Ekstrem, Kenali Risiko dan Bahaya Obesitas

Belum lama ini ramai diberitakan mengenai pemuda dengan berat badan sekitar 300 kg yang mendapat perawatan selama 2 minggu di RSCM Jakarta dan wafat karena mengalami syok sepsis. Kasus obesitas ekstrim bukan hanya terjadi kali ini saja, sudah ditemukan beberapa kasus obesitas ekstrim serupa di Indonesia dan dialami pada usia yang bervariasi, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Menurut WHO, obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan di dalam tubuh dan menimbulkan risiko bagi kesehatan.¹

Berdasarkan data RISKESDAS 2018, prevalensi obesitas (kelompok usia dewasa) tertinggi terdapat di Jakarta, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Papua Barat.² Obesitas merupakan penyakit yang kompleks dan disebabkan oleh beberapa faktor atau multifaktorial. Obesitas dapat dibedakan menjadi beberapa kelas, berdasarkan kategori Indeks Massa Tubuh (IMT). Kondisi paling ekstrim atau parah dari obesitas dikenal sebagai obesitas kelas 3 atau obesitas morbid, dengan angka IMT lebih dari 40 kg/m2.³ Kondisi obesitas ini menyebabkan kesulitan melakukan aktivitas sederhana, seperti berjalan dan bernapas, serta berbagai komplikasi pada kesehatan tubuh.

Salah satu faktor penyebab obesitas adalah ketidakseimbangan antara asupan kalori harian dan kalori yang dipakai oleh tubuh, mengakibatkan kenaikan berat badan yang berlebihan. Jika kalori yang didapat dari makan tersebut tidak digunakan, tubuh akan menyimpannya sebagai lemak. Jika kamu terus menerus mengonsumsi kalori lebih banyak dibandingkan yang dibutuhkan/dipakai oleh tubuh, simpanan lemak ini akan semakin banyak, menyebabkan peningkatan jumlah dan ukuran sel-sel lemak dalam tubuh. Sayangnya, saat berat badan berkurang, jumlah sel lemak ini tidak ikut berkurang, hanya ukurannya saja yang menjadi lebih kecil.

Tubuh setiap orang itu unik dan termasuk pengaturan metabolisme energi secara berbeda. Beberapa orang berisiko lebih besar mengalami kenaikan berat badan dibandingkan orang lain. Faktor risiko obesitas antara lain:

  • Genetik – Beberapa gen berkaitan dengan penambahan berat badan, heritabilitas obesitas diperkirakan 40% hingga 70%.⁴
  • Pola makan tidak sehat – Pola makan tinggi lemak, tinggi gula, dan rendah serat berkontribusi terhadap peningkatan massa lemak dan kenaikan berat badan.
  • Penyakit dan obat-obatan tertentu – Hipotiroid dan PCOS merupakan kondisi medis yang berhubungan dengan obesitas. Begitu juga dengan konsumsi obat antidepresan, obat epilepsi, dan pil kontrasepsi memiliki efek peningkatan berat badan.
  • Kurang tidur – Saat kuantitas tidur kurang, terjadi penurunan hormon yang mengatur rasa kenyang (leptin) dan peningkatan hormon yang mengatur rasa lapar (ghrelin).
  • Usia – Semakin usia bertambah, massa otot semakin berkurang, menyebabkan metabolisme tubuh lebih lambat dan kondisi hormonal tubuh berubah.

Orang dengan obesitas, dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan sehat, berisiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai penyakit serius dan kondisi kesehatan. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus, serta penyebab utama kematian dan kecacatan di tahun 2019.⁵ Orang dengan IMT 30-35 kg/m2 berisiko 5x lipat mengalami Diabetes tipe 2, sedangkan pada orang dengan obesitas morbid (IMT 40-45 km/m2), risiko Diabetes tipe 2 meningkat hingga 12x lipat.⁶ Obesitas juga merupakan faktor risiko utama untuk gangguan muskuloskeletal, seperti osteoarthritis, dan kanker, seperti kanker payudara, kolon, ovarium, dan prostat.⁷

Tidak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan. Mulai lakukan pola hidup sehat, termasuk meningkatkan asupan serat harian, rutin melakukan aktivitas fisik, dan manajemen stres dengan baik. Yuk, cegah obesitas jangan sampai menjadi semakin parah dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.


¹ World Health Organization. (n.d.). Obesity. World Health Organization. https://www.who.int/health-topics/obesity#tab=tab_1
² Ayuningtyas, D., Kusuma, D., Amir, V., Tjandrarini, D. H., & Andarwati, P. (2022). Disparities in Obesity Rates among Adults: Analysis of 514 Districts in Indonesia. Nutrients, 14(16), 3332.
³ Centers for Disease Control and Prevention. (2022, June 3). Defining adult overweight & obesity. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/obesity/basics/adult-defining.html
⁴ McPherson, R. (2007). Genetic contributors to obesity. Canadian Journal of Cardiology, 23, 23A-27A.
⁵ Vos, T., Lim, S. S., Abbafati, C., Abbas, K. M., Abbasi, M., Abbasifard, M., … & Bhutta, Z. A. (2020). Global burden of 369 diseases and injuries in 204 countries and territories, 1990–2019: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2019. The Lancet, 396(10258), 1204-1222.
⁶ Haase, C. L., Schnecke, V., & Eriksen, K. T. (2019). Bmi and risk of obesity-related outcomes in a large UK population-representative cohort: a CPRD/HES study. In European Congress on Obesity (Vol. 28, No. 4, pp. 2019-01).
⁷ World Health Organization. (2021, June 9). Obesity and overweight. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *