Berbagai macam gorengan, seperti bakwan sayuran, tahu isi, risoles, atau tempe mendoan, menjadi makanan yang sering dijumpai sebagai takjil atau makanan untuk berbuka puasa. Setelah seharian berpuasa dan melihat berbagai macam gorengan di depan mata, sudah terbayang dengan cita rasa gurih dan sensasi renyahnya. Namun, terlalu banyak dan terlalu sering mengonsumsi gorengan dapat memicu gangguan kesehatan seperti kadar kolesterol yang meningkat dan masalah pencernaan.
Gorengan biasanya mengandung tinggi lemak karena proses memasak yang menggunakan banyak minyak dan ditambah lagi minyak tersebut digunakan secara berulang. Konsumsi gorengan terlalu banyak saat berbuka puasa akan memaksa lambung untuk bekerja lebih keras untuk mencerna lemak yang ada pada gorengan.¹ Padahal selama berpuasa, organ-organ pencernaan sedang berisitirahat. Akibatnya, pengosongan perut menjadi lebih lambat, timbul perut kembung, rasa mual, dan sakit perut. Untuk itu, sangat penting agar saat berbuka puasa FibreSquad tidak makan gorengan secara berlebihan.
Selain masalah pencernaan, konsumsi gorengan juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Seperti dijelaskan sebelumnya, proses memasak dengan menggoreng di minyak panas akan menghasilkan lemak trans yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dan meningkatkan trigliserida. Penggunaan minyak goreng secara berulang juga akan meningkatkan kadar lemak trans.² Semakin banyak mengonsumsi makanan yang digoreng meningkatkan risiko mengalami diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan obesitas.³ Kadar kolesterol yang tinggi sering kali tidak memberikan ciri atau gejala khusus. Bisa saja FibreSquad memiliki kadar kolesterol yang tinggi tetapi tidak menyadarinya dan baru terdeteksi saat mengalami berbagai penyakit seperti jantung atau stroke.
Makanan yang digoreng bisa menyerap minyak sebanyak 2–13 gram per 100 gram makanan mentah. Semakin banyak lemak yang terserap dalam gorengan, semakin tinggi kalorinya, 1 potong bakwan sayur mengandung sekitar 137 kalori. Bisa dihitung berapa banyak kalori dan lemak yang masuk ke tubuh jika konsumsi gorengan semakin banyak. Tidak aneh, kalau selama puasa, berat badan justru meningkat karena konsumsi gorengan yang berlebihan.
Sebenarnya FibreSquad bukan tidak boleh mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa, tetapi jumlahnya harus dibatasi. Selain membatasi konsumsi gorengan, akan lebih baik jika FibreSquad juga dapat membuat gorengan sendiri sehingga dapat memasak dengan cara yang lebih sehat, misalnya menggunakan minyak baru, bukan yang digunakan berulang, dan memilih minyak yang lebih rendah kandungan lemak jenuh, seperti minyak jagung atau minyak canola.
Jangan lupa, konsumsi serat yang cukup juga dapat membantu mengurangi penyerapan lemak dari makanan dan menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Berpuasa juga menjadi tantangan tersendiri untuk memenuhi asupan serat harian yang berkisar antara 25-30 gram sehari. Jika tidak dapat memenuhi asupan serat dari makanan sehari-hari, kamu dapat mengonsumsi FibreFirst, suplemen SERAT PREMIUM dan NUTRISI dengan ekstrak buah serta sayuran. Satu saset FibreFirst sebelum tidur, dapat membantu memenuhi asupan serat, mengurangi penyerapan lemak dan kolesterol, serta menjaga pencernaan kamu tetap sehat. Start your DailyDetox with FibreFirst!
¹ McGuire, M., & Beerman, K. A. (2012). Nutritional sciences: from fundamentals to food. Cengage Learning.
² Fillion, L., & Henry, C. J. K. (1998). Nutrient losses and gains during frying: a review. International journal of food sciences and nutrition, 49(2), 157-168.
³ Gadiraju, T. V., Patel, Y., Gaziano, J. M., & Djoussé, L. (2015). Fried food consumption and cardiovascular health: a review of current evidence. Nutrients, 7(10), 8424-8430.